WAMENA, MJ News – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Jayawijaya terus meningkatkan upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS melalui kegiatan sosialisasi dan penguatan kapasitas bagi seluruh anggota. Kegiatan ini berlangsung di Kantor KPA Jayawijaya, Rabu (6/8/2025), dan melibatkan seluruh pengurus.
Ketua KPA Jayawijaya, Beny Wetipo, SH, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi lembaga dalam merespons kasus HIV/AIDS yang terus meningkat, terutama melalui penguatan pemahaman anggota terkait pola sosialisasi, penanganan, dan pendampingan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
“Kegiatan ini lebih kepada pembekalan internal, khususnya membahas strategi sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS dan cara kita melakukan pendampingan yang tepat. Setiap bidang di dalam KPA harus memahami tugas dan tanggung jawabnya agar penanganan kasus lebih terkoordinasi,” jelas Beny.
Ia menambahkan bahwa KPA memiliki beberapa bidang kerja, antara lain: pencegahan dan edukasi, layanan kesehatan, serta pendampingan sosial. Ketiga bidang ini berperan penting dalam menekan penyebaran virus HIV dan membantu ODHA menjalani kehidupan yang lebih sehat dan produktif.
Dalam kegiatan tersebut, Mei Haumahu, seorang aktivis kemanusiaan di bidang kesehatan yang memiliki pengalaman mendampingi ODHA, turut memberikan materi penguatan kapasitas.
Menurut Mei, edukasi tentang HIV/AIDS tidak hanya menyasar masyarakat umum, tetapi juga para pendamping dan tenaga layanan agar memiliki pemahaman yang benar dan empatik.
“Bahaya HIV/AIDS bukan hanya pada aspek medis, tapi juga pada stigma sosial. Karena itu, strategi sosialisasi harus menyentuh dua hal sekaligus: edukasi kesehatan dan pendekatan kemanusiaan. ODHA tidak hanya butuh obat, tapi juga dukungan psikologis dan lingkungan yang menerima,” tegas Mei.
Ia juga menekankan bahwa dalam proses pendampingan, kesehatan mental ODHA menjadi kunci keberhasilan program pengobatan. “Ketika seseorang didiagnosa HIV, mental mereka cenderung terguncang. Maka, peran pendamping adalah memberi rasa aman, bukan menghakimi. Kita harus mendampingi mereka dengan pendekatan yang sensitif dan rahasia,” ujarnya.
Dengan penguatan kapasitas internal ini, KPA Jayawijaya berharap dapat meningkatkan efektivitas program-program sosialisasi serta memberikan pendampingan yang lebih bermakna bagi ODHA di wilayah pegunungan Papua.(*)