WAMENA, MJ News, Lesman Tabuni, Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Jayawijaya memberikan keterangan kemanfaatan daripada pemberian Paket Makanan Tambahan (PMT) oleh Sekertaris Daerah (Sekda), Petrus Mahuse yang disiapkan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) kepada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan 15 Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM), pada Senin, 1 September 2025 usai apel pagi.
Menurut Plt. Kadinkes, Lesman Tabuni, HIV dapat melemahkan ketahanan tubuh manusia, “Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya sel CD4 yang berperan sebagai pertahanan tubuh. Tanpa pengobatan, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang ditandai dengan melemahnya sistem imun secara berat sehingga rentan terhadap infeksi oportunistik dan kanker” pesan Tabuni melalui media release tertulisnya.
Tabuni memaparkan kondisi data statistik mengenai situasi HIV/AIDS di Jayawijaya, “hingga tahun 2025, beban HIV/AIDS di Jayawijaya masih signifikan, ada 5.721 orang terdiagnosis dan tercatat sebagai orang dengan HIV (ODHIV). Sejak 2014, ada 513 meninggal dunia. Sedangkan jumlah pasien yang aktif menjalani terapi Antiretroviral (ARV) ada 892 orang, artinya ada gap besar antara jumlah terdiagnosis dengan rutin dalam pengobatan” lanjutnya.
Menurutnya, salah satu faktor yang berpengaruh dalam kepatuhan dan keefektifan terapi ARV adalah karena status gizi, “malnutrisi mengurangi daya tahan tubuh, memperparah efek samping obat, menghambat proses pemulihan dan menyebabkan putus obat. Dengan demikian, pemberian dukungan nutrisi melalui paket makanan tambahan adalah intervensi yang krusial dan strategis untuk mendorong lebih banyak pasien bertahan dalam pengobatan serta meningkatkan kualitas hidup ODHIV” tambah Kadis Kesehatan.
Kemanfaatan lain dari pemberian nutrisi berupa paket makanan tambahan menurut Lesman yang pernah berkecimpung dalam dunia HIV/AIDS di KPA Provinsi bersama drh. Constan Karma kala itu ada lima, “pemberian PMT kepada pasien HIV di Jayawijaya memiliki beberapa tujuan dan manfaat strategis; memperkuat sistem kekebalan tubuh, mendukung efektivitas dan kepatusan terapi ARV, mencegah dan menangani malnutrisi, mempercepat proses pemulihan, dan meningkatkan kualitas hidup” tulisanya.
Harap Kadinkes Jayawijaya dari integritas kebijakan antara terapi ARV, dukungan gizi, dukungan regulasi adalah memutuskan mata rantai penularan, “diharapkan dengan sinergi antara terapi ARV yang teratur, dukungan gizi yang optimal, dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku, dapat tercapai target utama penanggulangan AIDS, yaitu supresi viral load yang maksimal dan terputusnya rantai penularan HIV di kabupaten Jayawijaya” ujar Tabuni.
Sebagaimana disampaikan Plt. Sekda, Patrus Mahuse dalam apel pagi, Kadinkes menyerukan kepada semua elemen baik pemerintah, swasta, berperan andil dalam memutuskan mata rantai penularan virus HIV ini, “kami berpesan dan mengajak kepada semua pihak, NGOs (Non-Governmental Organizations – LSM – Lembaga Swadaya Masyarakat), gereja-gereja, organisasi kepemudaan, paguyuban, organisasi perempuan, akademisi, termasuk KPA yang sudah jalan selama ini agar bersama-sama memberikan edukasi yang baik dan efektif. Diskusi harus terus dibangun dengan berbagai stakeholder tentang bahaya HIV/AIDS. Harus ada rasa takut kepada penyakit ini supaya yang sehat tetap sehat dan yang sakit dapat diatasi dan disembuhkan” tambahnya.
Beny Wetipo, ketua KPAD Jayawijaya mengapresiasi perhatian pemerintah dalam program penanggulangan HIV/AIDS, “kami baru berjalan termin I pada awal tahun ini, 2025 tetapi dukungan pemerintah daerah, baik bapak Kepala Dinas Kesehatan maupun Bapak Bupati dan Wakil Bupati Jayawijaya sangat luar biasa. Memberikan nasihat yang komprehensif untuk kami terus bergerak di garis depan bersama teman-teman ODHIV. Semakin kami terjun ke lapangan, persoalan pada teman-teman ODHIV semakin terdeteksi dan terpetakan. Dinamika ini akan disusun dengan rapih agar program kedepannya lebih tepat sasaran” kesan Beny.
Benny melaporkan progress distribusi nutrisi paket makanan tambahan hari pertama, “berdasarkan data olahan Dinkes mengenai PKM yang menangani ODHIV pada tingkatan akar rumput, mitra kami ada 1 RSUD dan 15 PKM termasuk klinik. Total pasien yang terima ARV adalah 892 orang, namun pada tahap awal ini, paket nutrisi didahulukan untuk 520 orang pasien. Sisanya akan menyusul. Pemilihan sasaran ini berdasarkan kriteria prioritas, seperti status gizi (kurang/gizi buruk), adanya infeksi oportunik dan kondisi ekonomi yang rentan” ujar Wetipo mengutip dokumen Dinkes.
Beberapa PKM yang telah terdistribusi pada hari pertama ini antara lain, Wamena kota, Hom-hom, Wesaput, Walelagama, Assolokobal, Yalengga, Bolakme, Wolo, Musalfak, Hubikosi, Assologaima. PKM yang tidak sempat hari ini akan disalurkan besok, Selasa, 2 September 2025. (MJ.MW)