WAMENA, MJ News: Plh. Sekertaris Dinas Sosial Kabupaten Jayawijaya, Indrawati Malino mengajak komunitas dampingan anak jalanan, pemerintah Provinsi Papua Pegunungan maupun 7 Kabupaten lain agar mendorong program Anak Emas Jayawijaya (AEJ) secara bersama-sama, dalam wawancara usai pelepasan AEJ di halaman kantor Bupati Wamena, Kamis, 19 Juni 2025.
Bupati Jayawijaya melepaskan 50 Anak Emas Jayawijaya (AEJ) yang selama ini dijuluki sebagai anak korban aibon, untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan di Yogyakarta selama 1 tahun. Program ini juga merupakan affirmation action dari kehadiran otonomi khusus bagi Papua.
Pada kesempatan ini, Plh Sekertaris Dinas Sosial menyampaikan “total data anak-anak yang selama ini bekerja di jalanan sekitar 315an orang. Data ini hasil kolaborasi antara Dinas Sosial kabupaten Jayawijaya dan Komunitas Lintas Batas. Masih ada data lain yang belum terhimpun oleh komunitas dampingan yang lain. Maka diprediksi masih banyak yang belum terdata” ujarnya.
Lebih lanjut, menurutnya “harapan bapak Bupati dan Wakil Bupati dalam 100 hari kerja adalah suatu saat anak-anak ini tidak lagi isap aibon, bekerja di jalanan, tetapi sebaliknya mereka harus bersekolah dan dibina” tambahnya
Dengan demikian, menurut Ibu Malino, “kami akan terus mendorong kerjasama dengan semua komunitas dampingi yang selama ini sudah berjalan dengan sebuah harapan tidak ada lagi anak-anak kita bekerja di jalanan atau anak korban aibon (no one left behind)”, harapnya.
Selain itu, menurut Ibu Indrawati, mereka yang terdata tidak semua dari Jayawijaya tetapi ada juga dari 7 kabupaten lain di provinsi Papua Pegunungan. Situasi ini menjadi dilema karena Wamena pusat dari Papua Pegunungan dan mereka adalah anak-anak kita semua. Maka harapan kedepannya adalah sangat penting untuk membangun sinergitas dan kerjasama dengan Pprovinsi Papua Pegunungan dan dengan lintas kabupaten se Provinsi Papua Pegunungan.